Hit's Tembang 2009

Koleksi Tarling Cirebonan 2009 ke-2

Aja Dicopot - Rini C.
Amben Gropak - Diana Sastra
Bacin
Bagen Ngalah
Bagja Diri - Sri Avista
Batang Abang
Bawane Jabang - Dewi Kirana
Bendungan Asmara
Bli Keduman
Bli Nganyang
Buaya Liar - Eva Silvana
Cinta Pertama
Cukup Sejam
Dadi Saksi
Demen Lakine Wong
Detak-detak
Dipegat Mertua - Yusiana Dewi
Dudu Kanda Tapi Bukti
Gandulane
Gemes
Gulati Wong Tua - Yusiana Dewi
Hobi Wadon
Edan Lanang - Iwi. S
Emong Wayuan
Entok Jagate
Inget Bae Sampean - Nunung Alvi
Kalong Ireng
Katon Belange
Kawin Sirih - Yani Ridho
Kelingan Sampean
Kembang Asmara
Kembang Gula
Kembang Kamboja
Kembang Srikaya
Kiong Gondang
Lampu Kampung
Lanang Pujaan
Lanang Siluman
Langit Biru - Dian Anick
Langka Surate - Yusiana Dewi
Langka Tandingane - Lia Permatasari
Malam Pertama
Maling Lanang - Wulan
Maling Wadon - Eva Silvana
Mata Inten
Mogok Sapi
Mong Ruwed
Mujaer Mundur - Dewi Kirana
Nambah Dawa
Nanggap Edy Zacky - Edy Zacky
Ngeropok Mantu
Ngenteni - Sri Avista
Ninggal Laki
Ora Nafsu
Pantai Kenangan
Pati Geni
Penakluk Cinta - Dadang Anesa
Pengen Nemoni
Pilih-pilih
Pinter Kodek
Pinangsi
Priangan
Prapatan Kejaksan
Pupu Banyu
Rangda Anyaran
Rebutan Demenan - Aan Anengsih
Ribut Karo Mertua - Eddy Zaky
Satu antara dua
Sekasur Wong Telu
Selingkuh Cinta
Tak Tuku Talake - Rina Riyana
Tapa Brata - Sri Avista
Tangis Pisahan
Tiba Tangi - Noor Elfathoni
Turu Bareng

Download Tarling Cirebonan

Selamat datang di Blog BENDULASYIK semoga dapat membantu untuk keperluan anda.


Saya sengaja buat BLOG ini untuk semuanya agar dapat mendownload lagu-lagu koleksi tarling dari saya.

Tarling merupakan kesenian khas dari wilayah pesisir timur laut Jawa Barat (Indramayu-Cirebon dan sekitarnya). Bentuk kesenian ini pada dasarnya adalah pertunjukan musik, namun disertai dengan drama pendek. Nama "tarling" diambil dari singkatan dua alat musik dominan: gitar listrik dan suling. Selain kedua instrumen ini, terdapat pula sejumlah perkusi, saron, kempul, dan gong.

Awal perkembangan tarling tidak jelas. Namun demikian, pada tahun 1950-an musik serupa tarling telah disiarkan oleh RRI Cirebon dalam acara "Irama Kota Udang", dan menjadikannya populer. Pada tahun 1960-an pertunjukan ini sudah dinamakan "tarling" dan mulai masuk unsur-unsur drama.

Semenjak meluasnya popularitas dangdut pada tahun 1980-an, kesenian tarling terdesak. Ini memaksa para seniman tarling memasukkan unsur-unsur dangdut dalam pertunjukan mereka, dan hasil percampuran ini dijuluki tarling-dangdut (atau tarlingdut). Selanjutnya, akibat tuntutan konsumennya sendiri, lagu-lagu tarling dicampur dengan perangkat musik elektronik sehingga terbentuk grup-grup organ tunggal tarling organ. Pada saat ini, tarling klasik sudah sangat jarang dipertunjukkan dan tidak lagi populer.

Sejarah Kesultanan Cirebon

KESULTANAN Cirebon merupakan kesultanan di pantai utara Jawa Barat dan kerajaan Islam pertama di Jawa Barat. Cirebon pada saat sekarang merupakan nama satu wilayah administrasi, ibu kota, dan kota. Nama Cirebon juga melekat pada nama bekas sebuah keresidenan yang meliputi kabupaten-kabupaten Indramayu, Kuningan, Majalengka, dan Cirebon.

Sumber-sumber naskah tentang Cirebon yang disusun oleh para keturunan kesultanan dan para pujangga kraton umumnya berasal dari akhir abad ke-17 sampai awal abad ke-18. Dari sumber naskah setempat, yang dianggap tertua adalah naskah yang ditulis oleh Pangeran Wangsakerta. Selain sumber setempat, terdapat pula sumber-sumber asing. Yang dianggap tertua berasal dari catatan Tome Pires -mengunjungi Cirebon pada tahun 1513-yang berjudul Suma Oriental.

Mengenai nama Cirebon terdapat dua pendapat. Babad setempat, seperti Nagarakertabumi (ditulis oleh Pangeran Wangsakerta), Purwaka Caruban Nagari (ditulis oleh Pangeran Arya Cerbon pada tahun 1720), dan Babad Cirebon (ditulis oleh Ki Martasiah pada akhir abad ke-18) menyebutkan bahwa kota Cirebon berasal dari kata ci dan rebon (udang kecil). Nama tersebut berkaitan dengan kegiatan para nelayan di Muara Jati, Dukuh Pasambangan, yaitu membuat terasi dari udang kecil (rebon). Adapun versi lain yang diambil dari Nagara kertabhumi menyatakan bahwa kata cirebon adalah perkembangan kata caruban yang berasal dari istilah sarumban yang berarti pusat percampuran penduduk.

Di Pasambangan terdapat sebuah pesantren yang bernama Gunung Jati yang dipimpin oleh Syekh Datu Kahfi (Syekh Nurul Jati). Di pesantren inilah Pangeran Walangsungsang (putra raja Pajajaran, Prabu Siliwangi) dan adiknya, Nyai Rara Santang, pertama kali mendapat pendidikan agama Islam.

Pada awal abad ke-16, Cirebon masih di bawah kekuasaan Pakuan Pajajaran. Pangeran Walangsungsang ditempatkan oleh raja Pajajaran sebagai juru labuhan di Cirebon. Ia bergelar Cakrabumi. Setelah cukup kuat, Walangsungsang memproklamasikan kemerdekaan Cirebon dan bergelar Cakrabuana. Ketika pemerintahannya telah kuat, Walangsungsang dan Nyai Rara Santang melaksanakan ibadah haji ke Mekah. Sepulang dari Mekah ia memindahkan pusat kerajaannya ke Lemahwungkuk. Di sanalah kemudian didirikan keraton baru yang dinamakannya Pakungwati.

Sumber-sumber setempat menganggap pendiri Cirebon adalah Walangsungsang, namun orang yang berhasil meningkatkan statusnya menjadi sebuah kesultanan adalah Syarif Hidayatullah yang oleh Babad Cirebon dikatakan identik dengan Sunan Gunung Jati (Wali Songo). Sumber ini juga mengatakan bahwa Sunan Gunung Jati adalah keponakan dan pengganti Pangeran Cakrabuana. Dialah pendiri dinasti raja-raja Cirebon dan kemudian juga Banten.

Setelah Cirebon resmi berdiri sebagai sebuah kerajaan Islam, Sunan Gunung Jati berusaha mempengaruhi kerajaan Pajajaran yang belum menganut agama Islam. Ia mengembangkan agama ke daerah-daerah lain di Jawa Barat.

Setelah Sunan Gunung Jati wafat (menurut Negara kertabumi dan Purwaka Caruban Nagari tahun 1568), dia digantikan oleh cucunya yang terkenal dengan gelar Pangeran Ratu atau Panembahan Ratu. Pada masa pemerintahannya, Cirebon berada di bawah pengaruh Mataram. Kendati demikian, hubungan kedua kesultanan itu selalu berada dalam suasana perdamaian. Kesultanan Cirebon tidak pernah mengadakan perlawanan terhadap Mataram. Pada tahun 1590, raja Mataram , Panembahan Senapati, membantu para pemimpin agama dan raja Cirebon untuk memperkuat tembok yang mengelilingi kota Cirebon. Mataram menganggap raja-raja Cirebon sebagai keturunan orang suci karena Cirebon lebih dahulu menerima Islam. Pada tahun 1636 Panembahan Ratu berkunjung ke Mataram sebagai penghormatan kepada Sultan Agung yang telah menguasai sebagian pulau Jawa.

Panembahan Ratu wafat pada tahun 1650 dan digantikan oleh putranya yang bergelar Panembahan Girilaya. Keutuhan Cirebon sebagai satu kerajaan hanya sampai pada masa Pnembahan Girilaya (1650-1662). Sepeninggalnya, sesuai dengan kehendaknya sendiri, Cirebon diperintah oleh dua putranya, Martawijaya (Panembahan Sepuh) dan Kartawijaya (Panembahan Anom). Panembahan Sepuh memimpin kesultanan Kasepuhan dengan gelar Syamsuddin, sementara Panembahan Anom memimpin Kesultanan Kanoman dengan gelar Badruddin. Saudara mereka, Wangsakerta, mendapat tanah seribu cacah (ukuran tanah sesuai dengan jumlah rumah tangga yang merupakan sumber tenaga).

Perpecahan tersebut menyebabkan kedudukan Kesultanan Cirebon menjadi lemah sehingga pada tahun 1681 kedua kesultanan menjadi proteksi VOC. Bahkan pada waktu Panembahan Sepuh meninggal dunia (1697), terjadi perebutan kekuasaan di antara kedua putranya. Keadaan demikian mengakibatkan kedudukan VOC semakin kokoh. Dalam Perjanjian Kertasura 1705 antara Mataram dan VOC disebutkan bahwa Cirebon berada di bawah pengawasan langsung VOC.

Walaupun demikian kemunduran politik itu ternyata sama sekali tidak mengurangi wibawa Cirebon sebagai pusat keagamaan di Jawa Barat. Peranan historis keagamaan yang dijalankan Sunan Gunung Jati tak pernah hilang dalam kenangan masyarakat. Pendidikan keagamaan di Cirebon terus berkembang. Pada abad ke-17 dan ke-18 di keraton-keraton Cirebon berkembang kegiatan-kegiatan sastra yang sangat memikat perhatian. Hal ini antara lain terbukti dari kegiatan karang-mengarang suluk, nyanyian keagamaan Islam yang bercorak mistik. Di samping itu, pesantren-pesantren yang pada masa awal Islam berkembang di daerah pesisir pulau Jawa hanya bertahan di Cirebon; selebihnya mengalami kemunduran atau pindah ke pedalaman.

Keraton para keturunan Sunan Gunung Jati tetap dipertahankan di bawah kekuasaan dan pengaruh pemerintah Hindia Belanda. Kesultanan itu bahkan masih dipertahankan sampai sekarang. Meskipun tidak memiliki pemerintahan administratif, mereka tetap meneruskan tradisi Kesultanan Cirebon. Misalnya, melaksanakan Panjang Jimat (peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw) dan memelihara makam leluhurnya Sunan Gunung Jati.


Suka & Penasaran Musik Tarling ?


Koleksi Tarling Cirebonan 2008 (kalau suka Sedot langsung aja)

  1. Koleksi Hana Elfariza
  2. Aja Ngrayu - Duniawati
  3. Akeh Rabine
  4. Aman S - Minuman Keras
  5. Buaya Ngosed - Wulan
  6. Bandot Jepang
  7. Bekas Demenan
  8. Dadang Anesa - Pengen Jerit
  9. Dian Anic - Salam Kangen
  10. Dian Anic - Selingkuh
  11. Disortir Cinta
  12. Ditinggal Kawin
  13. Ditolak Cinta
  14. Elinga - Nenty
  15. Eman Ning Gantenge - Yanti A.
  16. Emong Dilelara
  17. Enak Dewek
  18. Gambar Watu - Cus Amanda
  19. Ganas - Lina Paulina
  20. Geol Bokong - Itty Ashella
  21. Hana El Fariza.zip
  22. Hana Sonia.zip
  23. Ireng-ireng Ganteng
  24. Istri Simpenan - Duniawati
  25. Kakang Demen
  26. Kayak Bli Kuat - Wawan
  27. Kebo Lanang - Widya Amanada
  28. Kelingan Wong Tua
  29. Kenangan Ning Ikan Bakar - Yuyun Regita
  30. Ketemu Demenan - Itty Ashella
  31. Ketipu Cinta
  32. Ketuwon
  33. Keyungyun
  34. Kiong Kopong
  35. Klalen Janji
  36. Lemes
  37. Medial
  38. Mikiri Janji
  39. Nangapa - Yati Eryati
  40. Nasibe Badan
  41. Nunung Alvi.zip
  42. Njentul Dewekan - Ika Susanti
  43. Nyoba Cinta - Aas Rolani
  44. Patrol Baleraja - Tia Permatasari
  45. Pecel Lele - Aas Rolani
  46. Pengen Balen Maning
  47. Pengorbanan
  48. Pesisir Pantai Pantura
  49. Pesisir Pondok Bali
  50. Rumasa
  51. Sabar Segalane
  52. Sabrang Ijo
  53. Sate Kiong
  54. Segenulan
  55. Sendal Petal
  56. Setia Janjine
  57. Sewu Dadi Siji - Novi Amanda
  58. Terlanjur
  59. Wader Pari
  60. Wong Lanang Lara Atine - Dewi Kirana


Koleksi Tarling Cirebonan 2009 (kalau suka Sruput aja)
  1. Aja Mundur
  2. Aja Coba-coba
  3. Arang Kesanding
  4. Aja Kesuwen
  5. Bala Dewa - Wulan
  6. Bandara Penggung
  7. Banjar Petung
  8. Banyu Lan Lenga
  9. Bendungan Loyang
  10. Bima Sakti
  11. Cuma Ning Lambe
  12. Dawa Usus_se
  13. Demen Bli Klakon
  14. Diusir Mertua
  15. Gadis Majalengka
  16. Gejog Bumi - Wulan
  17. Getas Taline
  18. Godong Pring
  19. Jangkrik Genggong
  20. Jagone Alam
  21. Jail
  22. Jepati Kuning - Ninih Warisman
  23. Lanang Perkasa
  24. Kadal Cawang
  25. Kalungan Sanca
  26. Kawin Tua - Yolanda
  27. Kelingan Wong Tua
  28. Kesiben
  29. Keteler Teler
  30. Ketiban Wulan
  31. Kiriman Entok - Pendi Gondrong
  32. Kumis Lele - Maeny Ansory
  33. Langka Tandingane
  34. Laler Lanang - Maylina
  35. Lambe Tomat
  36. Lanang Kobra - Diana Sastra
  37. Layang Pegot
  38. Layung Biru - Wulan
  39. Lenggarang Lanang
  40. Luruh Gratisan
  41. Luruh Jodoh
  42. Nangis Togog
  43. Permen Karet
  44. Salah Kirim
  45. Terlanjur Sayang
  46. Wong Lanang Ngedani
  47. Wis Kudune
  48. Pelog_1
  49. Pelog_2
  50. Pelog_3
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>Tembang Berikutnya <<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>Tembang Anyar 2010 <<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>> Download Video Tarling <<<<<<<<<<<<<<<<<<<


<<<<<<<<<<<<<<<<
>>>> LaguKlasik & Sandiwara Cirebonan <<<<<<<
<<<<<<<<<<<<<<<<>>>> Lagu Klasik Hj. Uun Kurniasih <<<<<<<


Klik disini Software Gratis

Tarling Klasik Abdul Adjib

Bakul Jamu
Banyuwangi
Borobudur
Cupu Manik
Desa Buyut
Kondangan
Krisis Akhlak
Ngrujaki
Nonton Tarling
Nonton Wayang
Salah Mejet

Supir Inden

Jodo Mampir

Waspada

Warung Pojok

Rama Sinta

Oh Sayang